Teruntuk
wanita yang merasa tersakiti...
Teruntuk wanita tukang curhat di socmed...
Teruntuk wanita yang merasa direbut pacarnya...
Teruntuk wanita yang susah move on...
Ketika ku baca sepintas isi pikiranmu ntah bagaimana, kadang ku iba, tapi kadang juga aku gregetan....
Teruntuk wanita tukang curhat di socmed...
Teruntuk wanita yang merasa direbut pacarnya...
Teruntuk wanita yang susah move on...
Ketika ku baca sepintas isi pikiranmu ntah bagaimana, kadang ku iba, tapi kadang juga aku gregetan....
Masihkah
engkau merasa tersakiti? Janganlah seenaknya memaknai dengan kata rasa-rasanya.
Ntah
kesekian kali mungkin kau menuangkan kalimat yang apik dan menawan dengan sudut
pandangmu sendiri:
“Hallo, Bagaimana
kabar komitmen saat pacaran? Bukankah menghargai hal kecil lebih bermakna
daripada mengabaikannya lalu memilih menghadapi yang besar (menikah) tiba-tiba
dengan orang lain?”
Lalu apa kabar
kau yang mengagungkan pacaran? Seharusnya kau sebagai wanita memahami resiko
berpacaran, padahal dengan ayat indah-Nya, Allah SWT sudah menyiapkan sarana
untuk beribadah dengan menikah tanpa harus pacaran. Tentunya sebagai muslimah
kau harus tau hal itu? Aku tau, ikut andilnya seorang laki-laki memungkinkan
pacaran terjadi untuk saling memberi janji dan menerima janji. Tapi janji
komitmen di dalam pacaran tidak selalu ditakdirkan menikah oleh Allah SWT.
Aku juga
tau, lelakimu yang dulu adalah lelaki yang baik budinya (insyaAllah) karena
yang patut menilai adalah Allah SWT batin dan niat seseorang. Tak banyak yang
kau tau, karena memang tidak seharusnya kau tau. Biarlah dalam benakmu,
perempuan lain lah yang merebut lelakimu itu dan lelakimu itu rela melepaskanmu.
Padalah apa yang kau pikirkan tidak sedemikian rupa seperti kau memukul rata
kesakitan mu.
Kau tidak
tau, rahasia Allah SWT yang sesungguhnya, kau juga tidak tau apa yang kami
tutupi dari dirimu. Bukan perjodohan, bukan karena uang, bukan karena keterpaksaan,
bukan karena hubungan perzinahan. Ini semua karena niat dan memang kehendak
Allah SWT.
Kau harusnya
belajar dari kisah Luna Maya, Syahrini dan Reino Barack atau bahkan pasangan-pasangan
lain. Tidak sepantasnya mencari pembenaran akan jodoh dari Allah SWT dan
memaksakan kehendak bahwa dia adalah yang harus bersanding di pelaminan
bersamamu. Ingatlah Menikah adalah ibadah untuk mencari ridho Allah SWT.
Saat ini ada
pertanyaan yang ingin aku tanyakan, “Apakah kau dulu sebagai wanita pernah
menyakiti wanita lain?” “Apakah kau sebagai wanita pernah bermain api dengan
laki-laki lain yang bukan hakmu?” “Bagaimana pergaulanmu dulu?” Iya aku
menanyakan dirimu yang dulu dan bukan yang sekarang, ku pikir dirimu sekarang
jauh lebih baik dan sangat baik dengan segala kelebihanmu itu. Jika kau membicarakan
balasan terhadapku yang kau anggap telah merebut pacarmu untuk menikah
denganku, maka bagaimana denganmu? Apa kau juga mendapat balasan?
Kau juga mungkin
membicarakan hak, kau mungkin akan menyimpan tautan-tautan yang isinya keluh
kesah atau sekedar cerita motivasi tentang balasan wanita yang merebut hak
milik orang lain. Tapi pacaran bukan berarti saling memiliki satu sama lain. Cara
yang sepantasnya adalah dengan menikah terlebih dahulu. Sekarang, bagaimana
dengan komitmen pacaran? Aku tegaskan pacaran tidak ada komitmen yang mengikat.
Komitmen terbentuk diawal ketika orang tua saling merestui dan pernikahan dilangsungkan,
itulah komitmen ibadah yang sesungguhnya.
Tidak semua
laki-laki yang rela melepaskanmu jahat dan kejam, tidak semua laki-laki yang
tidak menikahimu ingkar janji. Janji ketika pacaran adalah bukan janji. Jangan
salahkan wanita yang kau anggap merebut kebahagiaanmu kala pacaran, jika kau
tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam perjalanan hidup laki-lakimu dan
wanita itu. Fokuslah untuk saling memaafkan, fokuslah untuk menjalani hidup
masing-masing tanpa harus menyalahkan satu sama lain atau bahkan mencari
pembenaran.
Aku juga
bersalah padamu, membiarkan laki-laki itu masuk dalam hidupku, tapi memang laki-laki
diawal harus ditegaskan dengan satu kalimat “kau memilih dia atau aku?” Wanita juga
harus tegas mengucapkan hal tersebut, selama laki-laki itu belum menikah dengan
orang lain, maka saat itulah laki-laki berhak menentukan pilihan calon istri
yang baik menurut agamanya.
Aku tidak
tahu, apakah wanita-wanita lain diluar sana setuju dengan narasiku. Tapi yang
aku yakini, kehendak Allah SWT merupakan buah dari lantunan doa orang tua.
Untuk wanita
yang merasa tersakiti,,,, tidak semua laki-laki itu bejat karena tidak jadi menikahimu
dan tidak semua wanita yang kau anggap merebut pacarmu adalah wanita hina yang
mengambil kebahagiaanmu. Resiko Pacaran mengintai semua orang, jadi jangan
salahkan Allah SWT jika mungkin cara menegurmu membuat sedih. Lalu terisak
berkeluh kesah kepada Allah SWT atas apa yang terjadi.
Semoga
sebagai manusia, kita jangan merasa sok suci dan sok baik, tapi sebagai sesama muslim
saling mengingatkan dan mendoakan yang terbaik. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar