He Is (New) My “Mas Bro”
Kami tak sempat mengingat tanggal, bulan bahkan tahun untuk dicatat dalam memori ketika Mas Bro pertama kali datang. Kami juga tak berpikir untuk memberi sambutan selamat datang, bahkan tak sampai menyiapkan segala sesuatunya untuk kehadiran seseorang. Dan akhirnya, tiba-tiba kami memiliki anggota baru di keluarga ini....
(Perlu diingat kalo kita pernah foto ini, karena Mas Bro mempelajari teknik penjualan, gaya mu dulu jadul banget ya, kami tidak berdua lagi tapi berubah menjadi bertiga)
Entah
pagi buta, pagi menjelang siang, siang menjelang sore, sore menjelang malam
atau malam menjelang pagi, ku rasa tak ada yang benar-benar mengingat waktu
dengan tepat kapan Mas Bro datang ke rumah mungil kami. Padahal aku masih
menyebutkan waktu berupa siklus satu hari, bukan lagi jam, menit, dan detik
dalam sehari. Pada intinya kala itu, aku tak punya bayangan mengapa orang ini
mau tinggal bersama kami di rumah yang sempit berisikan empat orang. Rumah yang
menurut sebagian orang tidak membuat nyaman, masih kurang ini itu, tidurpun
susah mau tidur di mana, lingkungan yang keras sekeras tank-tank dan terompet
apel pasukan yang silih berganti dibunyikan tiap pagi buta, keadaan yang serba
sederhana dan kurang fasilitas. Mungkin akan ku tanyakan alasan si Mas Bro
setelah aku menyelesaikan tulisan-tulisan ku ini he he he he....
Ups...
tidak tidak tidak, aku harus berusaha mengingatnya, harus! Demi kebaikannya ha
ha ha...
***FlashBack***
Kala
itu, Mas Bro datang hanya untuk menginap satu atau dua hari saja karena
mengikuti test Ujian Masuk di Undip, berhubung Mas Bro jauh rumahnya yaitu di
Kota Ukir sana dan kami masih punya hubungan keluarga, jadi pintu rumah kami
selalu terbuka. Kala itu, sejujurnya aku cuek sekali, ngomong seperlunya saja,
karena saat berjumpa di Kota Ukir pun tidak begitu akrab, (Mas Bro pernah
membahas – “sejak kapan kita bisa akrab, padahal dulu ga pernah main bareng
waktu di Kota Ukir walaupun kita saudara?” Jawabku plonga plongo sambil
ngakak).
Sebabnya
aku cuek karena jarang di rumah, sibuk keluar masuk gubuk dengan urusan kuliah,
pulang malam ada kegiatan Permadani, membuat tugas ini itu di sana sini, main
ke kost teman hingga ber jam-jam, dll. (Trus pada intinya, tidak ada yang tau
sejak kapan aku dan Adek Depe bisa akrab sama Mas Bro ini, ibarat seperti Kakak
tapi juga menjadi teman bagi kami berdua). Setelah Mas Bro diterima dengan
pintu terbuka di Undip jurusan Teknik Industri, hijrahlah Mas Bro ke Kota
Lunpia. Lalu Mas Bro menginap lagi di rumah kami hanya beberapa hari hingga dia
mendapatkan tempat kost yang cocok. Bapak juga sempat mencarikannya, tapi
karena Mas Bro cekatan jadi dia langsung dapat tanpa dikomando lagi. Beberapa
semester Mas Bro jadi anak kostnya Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Trus kami
juga pernah berkunjung di tempat kosnya itu. Beruntungnya dia punya ibu kost
yang baik banget (apa kabar kostnya sekarang ya.....? Harusnya dia kalau lulus
kuliah disempet-sempetin ke sana biar tidak durhaka sama sejarahnya, gitu Mas
Bro saraaan... aku he he he)
Seabrek
kegiatan mahasiswa teknik, ibarat satu hari tidak cukup buat mereka di
semester-semester awal. Akhirnya Mas Bro beralih jadi anak kontrakan bersama
sahabat-sahabatnya, entah di mana kontrakan itu sampai detik ini aku tidak
tahu. Di penghujung semester tiga, Mas Bro sering main ke rumah karena tanteku
yang gaul, tersayang, baik hati dan tidak sombong mau nikahan ditambah lagi Mas
Bro mau nitip cucian, karena air dikontrakannya sering tidak mengalir.
Tiba-tiba dia dapat wangsit dari mana asalnya untuk memutuskan pindah ke rumah
kami, semua barang-barang dibawanya. Welcome to Mas Bro.
***Intisari Sebuah Keluarga***
Mungkin
kita tidak pernah mengira, seseorang yang memang saudara dan kurang akrab bisa
menjadi real keluarga, kakak, sahabat atau teman. Lambat laun, dengan sering
bercanda, main bersama, sharing
dikala susah dengan tugas-tugas dan masalah dengan teman-teman di luar sana,
menjadikan momen yang biasa menjadi luar biasa, inilah yang disebut “keluarga”.
Beruntung Mas Bro mau tinggal bersama kami. Kami tidak lagi berempat lagi, tapi
sekarang berganti jumlah menjadi berlima. Mas Bro bisa menerima keluarga kami
yang kadang kala aneh, ibu yang gaul, bapak yang berwajah sangar, adek Depe
yang kadang marah-marah tidak jelas ha ha ha... piss, dll.
Aku
pernah mendengar paribasan Jawa yang menyebutkan “Cedhak mambu tai, adoh mambu wangi”, paribasan itu mengandung arti
bahwa seseorang yang masih ada hubungan keluarga, jika tempat tinggalnya
berdekatan dengan saudara lain dapat menjadikan perselisihan kecil yang
nantinya bisa membesar karena mereka tahu semua tingkah laku dan pemikiran yang
dianggap kurang baik menurut saudara yang lain disebabkan seringnya bertemu,
tetapi jika tempat tinggalnya jauh terkesan berbau harum karena ada rasa kangen
yang disebabkan jarang bertemu.
Walaupun
paribasan Jawa berkata demikian, tapi dengan adanya Mas Bro kami bisa
membuktikan bahwa hal itu tidak selamanya benar. Tergantung dari sudut pandang
kita dalam menyikapinya. Pada kenyataannya Mas Bro bisa diterima di keluarga
kami dan Mas Bro mendapatkan kasih sayang yang sama dari orang tua kami. Ada
hal-hal kecil yang kadang sepele tapi sering dilupakan yaitu bercanda dengan
keluarga. Bercanda sering dikaitkan dengan sikap kurang menghormati. Jangan
pernah menganggap bahwa bercanda merupakan perbuatan yang tidak menghormati
yang orang lebih tua. Bercanda dalam keluarga itu perlu tanpa harus mengubah
kaidah sopan santun, bercanda dengan etika, dalam kenyataanya bercanda di keluarga
dapat menambah keharmonisan. Setujukan??
Istana yang megah tanpa adanya kasih sayang, perhatian, komunikasi dan gurauan tidak akan memberikan kenyamanan. Manusia diciptakan salah satu tujuannya agar menjaga silaturrahim, karenanya disebut makhluk sosial yang saling membutuhkan dengan yang lain. Seseorang yang dianggap saudara kadang terasa jauh, sedangkan seseorang yang dianggap orang lain terasa dekat “Dudu sanak dudu kadhang yen mati melu kelangan”. Keluarga merupakan cerminan seseorang untuk bangkit dalam menerjemahkan kehidupan, keluarga merupakan miniatur pribadi seseorang. Di sinilah kita dibentuk, siapa kita, bagaimana kita, yang pada akhirnya mengarah ke menjadi apa kita nanti.
Istana yang megah tanpa adanya kasih sayang, perhatian, komunikasi dan gurauan tidak akan memberikan kenyamanan. Manusia diciptakan salah satu tujuannya agar menjaga silaturrahim, karenanya disebut makhluk sosial yang saling membutuhkan dengan yang lain. Seseorang yang dianggap saudara kadang terasa jauh, sedangkan seseorang yang dianggap orang lain terasa dekat “Dudu sanak dudu kadhang yen mati melu kelangan”. Keluarga merupakan cerminan seseorang untuk bangkit dalam menerjemahkan kehidupan, keluarga merupakan miniatur pribadi seseorang. Di sinilah kita dibentuk, siapa kita, bagaimana kita, yang pada akhirnya mengarah ke menjadi apa kita nanti.
Keluarga
bisa dikatakan gudangnya informasi, mengapa demikian? Iya karena disitulah kita
bisa melakukan sharing, mengutarakan isi hati dalam bentuk lisan. Beruntung
jika keluarga dapat memberikan wadah bagi anggotanya untuk berpendapat, dan
pada kenyataannya sistem demokrasi dapat diimplementasikan di keluarga.
Keluarga dalam istilah Jawa disebut “kulawarga”
diartikan wargaku atau keluargaku, “ku”
merupakan kata pengganti orang pertama yang menyatakan milik.
Jadi, jagalah hubungan kekeluargaan
sampai akhir hayat kita, tanpa adanya keluarga kita tidak bisa lahir di dunia
ini. Yang pada mulanya hanya ayah dan ibu, kemudian berkembang menjadi satu
keluarga utuh dengan putra dan putri disisi mereka. Jikalau kondisi yang
menyebabkan keluarga tercerai berai, tapi dengan adanya diri kalian satukan
dalam wujud silaturrahim nantinya.
***Thank
you for Mas Bro***
Hadirnya Mas Bro di keluarga ini
banyak hal yang sudah dilalui, rumah kami menjadi ramai, intensitas bercanda
semakin menjadi-jadi hampir mirip anak-anak Paud. Kata-kata lebay yang
terlontar dari benakmu, seperti: Alay Pict, Bici, Chibi, Keong racun, Jupe,
Depe yang menambah keakraban itu lah canda. Buku-buku yang kadang kala pengen
dibeli, sok-sokan sudah dibeli dan entah kapan dibacanya disimpan buat celengan
bikin perpustakaan pribadi, nyicil bikin stempel dululah (eh sudah ya....?).
Tidak terasa hampir tiga tahun Mas Bro tinggal sama kami, tanggal 26 Oktober
2013 kemarin sudah wisuda, dan pada akhirnya tidak lagi tinggal di rumah kami.
Tapi, kami akan selalu welcome!
Dulu keluarga kami mendambakan
lahirnya anak laki-laki, sekarang sudah terwujud, tiba-tiba Mas Bro datang tak
dijemput, pulang tak diantar. Dulu aku pengen punya kakak laki-laki sekarang
sudah terwujud, malah tidak perlu repot-repot ibu melahirkan lagi ternyata
sudah dikasih langsung yang besar. Tuhan memang hebat!!!
Jangan lupakan sejarah (Sehari Jadi
Parah). Tiap aku pulang ke Semarang, jadi parah gaya bercandaku gara-gara
timbal balik dari Mas Bro. Karena suntuknya bekerja di Jepara, membuat topik
bercanda semakin menjadi-jadi. Itulah beruntungnya punya Mas Bro yang satu visi
dan misi denganku tampil awet muda. Tiap buka kulkas nyari jelly dingin buatan
ibu yang nyeessss itu, terus minta disuapin dengan syarat naik sepeda mungilnya
Fadil sambil sorak-sorak. Akhirnya, kamu mau makan racun di rumah kami, bukan
racun tikus atau racun serangga, tapi racun cabe. Karena keluarga kami suka
makanan pedas, dan ternyata Mas Bro ketagihan oseng-oseng genjer (baru dengar
dari ibu).
Terima kasih aku ucapkan khusus buat
Mas Bro, berhubung Mas Bro sudah wisuda lalu nantinya akan sibuk bekerja serta
tidak lagi tinggal bersama kami. Kami berharap Mas Bro tetep pada visi misinya
tampil awet muda. Pasti rumah kami akan sepi dan sampai saat ini kami belum
menemukan pengganti Mas Bro. Terima kasih sudah berperan menjadi saudara,
kakak, om, sahabat bagi kami. Maaf jika keluarga kami ada salah lisan maupun
tulisan. Kalau kesalahan tulisan sepertinya aku yang sering kena, karena sudah
meng-upload di blog pribadiku tanpa ijin dulu. Tapi aku kira tidak masalah,
karena Mas Bro hobby ngeksis di
social network yang beraneka ragam, seperti facebook,
twitter, whatsapp, blog, yahoo messenger, gmail, dll.
**Aku
terbangun pukul 01.13 WIB dan setelah menunaikan sholat tahajud tiba-tiba aku
ingin menulis sesuatu. Jika ada salah ketik mohon dimaafkan , tapi sepertinya
aku tidak sedang mengelindur walaupun kondisi mataku terbuka ¾ tanpa kaca mata.
Aku tulis ke word sebelum di upload pada blog**
sedih bacanya. Makasih ya D, udah jd shbt+keluarga trbaik smpai saat ini. Sedih tetiba ibuku nelpon ak hrs angkut barang2 hr ini juga.
BalasHapusJd keinget masa2 kita, adegan motor mogok dr lombok ijo, ngalay di tugu muda, jalan kaki ke graha golf, cari2 buku, baju, dll.
Makasih banget, alhmdllah aku ktmu kalian di semarang, jd tempat kumengadu, tempat bersandar, dan jd tempat yg aku repotkan. Makasih Mas Bambang, Mb.Asih, DTika,et DPita, u're my best
Makasih jg uda jd apapun bagi kami, jd kakak uda, jd om uda, jd adik uda, jd sahabat uda, jd teman uda, best actor ! :) Yg blom jd bapak he he he
BalasHapusKalo inget2 hal konyol itu bkin senyam senyum, tp kalo kyk gini tetep hrs senyum. Kita bisa ketemu lg kalo lebaran, itupun klo km ga krj di luar jawa. :)
Km ga ngrepotin kug o.. malah kami seneng ada kamu, nyari gantinya susah tau. Ibaratnya kamu itu telinga bwt aku, kamu suka denger keluh kesahku, cerewetku ntr jarang yg nampung :) .
Pokoknya kedepannya harus lebih baik lagi o... sukses terus! Tapi ingat, jgn stres2. jerawat bisa meraja lela :)