A
Potensi
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu usaha yang di sengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat
dilakukan dengan menggunakan fasilitas belajar, misalnya dengan pemanfaatan teknologi
informasi dalam pembelajaran.
Teknologi
informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap
kehidupan. Secara umum perkembangan dalam era informasi menunjukan ciri – ciri,
antara lain:
1. Meningkatnya daya muat untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan dan menyajikan informasi.
2. Kecepatan penyajian informasi yang
meningkat.
3. Miniaturisasi perangkat keras yang
disertai dengan kesediaannya yang sangat melimpah.
4. Keragaman pilihan informasi untuk
melayani berbagai macam kebutuhan.
5. Biaya perolehan informasi yang cepat
dalam jarak jauh, yang secara relative semakin turun.
6. Kemudahan penggunaan produk
teknologi informasi, baik yang berupa perangkat keras mauun perangkat lunaknya.
7. Kemampuan penyampaian informasi yang
semakin cepat dan luas, karena itu informasi lebih mudah diperoleh, dengan
menembus batas geografis, politis maupun kedaulatan.
Beberapa
contoh dalam teknologi informasi yang erat kaitannya dengan penyelesaian
masalah pendidikan, antara lain: 1) Teknologi siaran, berupa radio dan televisi,
dapat diprogramkan untuk mengatasi masalah penyebaran mutu pendidikan; 2) Komputer,
perkembangan perangkat keras komputer berlangsung sangat pesat. Kursus komputer
telah pula ikut serta ke seluruh daerah. Pengenalan komputer yang telah
ditawarkan pada kebanyakan SMP, SMA SMK dan perguruan tinggi. Terlebih lagi,
program atau perangkat lunak komputer berkembang untuk memenuhi berbagai macam
keperluan dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dipakai; 3)
Teknologi video, perkembangan video sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer,
meskipun orientasi utamanya adalah untuk keperluan hiburan. Dengan adanya komputer
memungkinkan program interaktif, karena gambar dan pesan dapat ditampilkan
secara acak melalui control komputer.
Dalam
satuan pendidikan sekolah hendaknya menggunakan yang dimulai dengan titik
pangkal strategis, yaitu guru. Para guru harus
diyakinkan terlebih dulu akan kegunaan teknologi itu dan teknologi tidak akan
menggantikan kedudukan sebagai guru, melainkan membantu untuk menyimpan dan
menyajikan konsep, prinsip, dan prosedur yang ingin diajarkan. Di samping itu,
penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan perlu dilaksanakan secara
terpadu dan terbuka. Terpadu, maksudnya ada partisipasi semua pihak yang
berkepentingan (guru, masyarakat, sekolah, orangtua, siswa). Sedangkan terbuka,
maksudnya jelas tanggung jawab partisipan.
Akan
tetapi juga harus memperhitungkan infrastruktur, meliputi: kesiapan guru, ketersediaan
fasilitas, kemampuan pengelolaan dan
kesesuaian dengan kebutuhan perkembangan.
Potensi
teknologi pendidikan dalam pembelajaran, antara lain:
1. Meningkatkan produktifitas
pendidikan dengan jalan:
a. Membantu guru untuk menggunakan
waktunya secara lebih baik.
b. Membantu guru dalam menyajikan
informasi.
2. Memberikan kemungkinan pendidikan
yang bersifat individual, dengan jalan:
a. Mengurangi cara mengajar guru yang
kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesempatan anak didik
untuk mengembangkan kemampuan dalam teknologi pendidikan dan perolehan
pengetahuan melalui media lain.
3. Memungkinkan belajar lebih akrab,
karena dapat mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar
sekolah.
4. Mengembangkan kebiasaan belajar
mandiri.
5. Belajar secara kooperatif dengan
tukar – menukar informasi dari berbagai sumber.
B.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Teknologi
informasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bila digunakan secara bijak
untuk pendidikan. Maksudnya, sesuai dengan standar tertentu, kesesuaian dengan
kebutuhan tertentu, kesepadanan dengan karakteristik dan kondisi tertentu,
keselarasan dengan tuntutan zaman, ketersedian pada saat yang diperlukan,
keterandalan dalam berbagai kondisi, daya tarik yang tinggi, dll..
Menurut
Mason R (1994) yang dikutip dari Yusufhadi Miarso (2004: 666), ada 5 alasan
mengapa digunakan teknologi komunikasi dan informasi, karena: 1) Potensinya
memperluas kesempatan akses pendidikan dan latihan bagi siswa pedesaan yang
terpencil tanpa harus mengikuti pendidikan. 2) Potensinya memperluas kesempatan
pemerataan dengan cara memperluas manfaat pendidikan yang diraih daerah yang
kaya ke daerah yang kurang beruntung. Tetapi penggunaan teknologi informasi
akan memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. 3) Teknologi
informasi merupakan alternatif penyelenggaraan pendidikan seumur hidup. 4) Memungkinkan
terjadinya pertukaran sumber daya langka, misalnya ditemukannya tumbuhan
langka/ spesies baru di suatu daerah, sehingga masyarakat dunia tahu, dan
dibentuk penelitian mengenai penemuan tersebut. 5) Memperluas kemungkinan untuk
belajar secara interaktif dan kolaboratif antar siswa dari jarak jauh.
Dalam
pemanfaatan teknologi informasi, dilakukan dengan memperhatikan, sebagai
berikut:
1. Dinamika global yang membawa
tuntutan perubahan dan persaingan yang semakin tajam.
2. Keadaan geografis Indonesia yang
terdiri dari kepulauan, sehingga penyebaran teknologi informasi tidak merata.
3. Penyebaran penduduk yang terpusat di
Pulau Jawa.
4. Kemampuan, kelemahan, peluang maupun
permasalahan yang melekat pada teknologi itu sendiri.
5. Terbatasnya jangkauan pendidikan
tatap muka yang bersifat formal.
Berkaitan
dengan pemanfaatan teknologi informasi, lembaga pendidikan memiliki sejumlah
pilihan alternatif dengan berbagai contoh sebagai berikut:
1. Perpustakaan elektronik
Perpustakaan
biasanya merupakan arsip buku – buku dengan dibantu teknologi informasi dan
internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi
lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Maksudnya,
informasi yang ada diperpustakaan dapat dengan mudah diakses melalui internet.
Untuk itu, perlu dilengkapi sarana yang memadai untuk akses ke internet,
meliputi media penyimpanan, sarana untuk mencetak bagian – bagian yang
diperluak.
2. Ensiklopedia
Ensiklopedia
tidak hanya berisitulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan
gambar, bahkan gerakan. Data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedia
elektronik dapat diperbaharui / dimutakhirkan setiap saat.
3. Video teleconference
Memungkinkan
bagi mahasiswa diseluruh dunia saling berkenalan dan berhubungan satu dengan
yang lainnya. Diharapkan dengan demikian, dapat melihat bangsa – bangsa di
dunia dan saling mengenal satu dengan lainnya.
Video
teleconverence dalam kalangan pendidikan dapat merupakan sarana untuk diskusi,
simulasi dan dapat dapat digunakan untuk bertukar informasi mengenai suatu permasalahan.
4. Televisi
Medium
televisi secara umum mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi hiburan, informasi dan
pendidikan. Oleh karena itu, dalam system televisi pendidikan acara hiburan
maupun informasi seharusnya mengandung misi edukatif. Sesuai dengan konsep
pendidikan, maka misi edukatif ini perlu dijabarkan lebih lanjut dengan pedoman
sebagai berikut:
a. program siaran harus diusahakan
sesuai dengan kebutuhan para khalayak yang dituju.
b. Isi siaran harus diusahakan sesuai
dengan nilai – nilai budaya yang diterima oleh masyarakat Indonesia.
c. Program siaran harus diusahakan
untuk berkaitan dengan kegiatan yang ada adi masyarakat , misalnya serasi
dengan pola tindak yang ada dimsyarakat.
d. Tiap mata acara di usahakan untuk
dikembangkan dalam bentuk paket yang berkesinambungan.
e. Tiap program harus dibuat dengan
arah dan tujuan tertentu.
Namun berkaitan dengan televisi
terdapat dampak yang diberikan (National Institude of Public Health (1972) yang
dikutip dari Yusufhadi Miarso (2004), antara lain :
a. Isi program televisi untuk anak
ternyata banyak mengandung kekerasan yang dibuat secara tidak wajar.
b. Anak anak cenderung untuk bertingkah
laku agresif setelah menyaksikan adegan yang menunjukan kekerasan.
c. Anak anak pada kelas 3 yang tidak
banyak bergaul, semakin banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi
dengan bertambahnya usia mereka.
d. Akibat kekerasan yang ditonton di
televisi bersifat kumulatif, maksudnya semakin keras suatu perbuatan yang
dilihat ditelevisi makin agresif perilaku anak di kelas 3 hingga 10 tahun
kemudian.
e. Makin banyak adegan kekerasan yang
dilihat anak anak, makin banyak waktu yang digunakan untuk menonton televisi.
f. Makin banyak waktu yang digunakan
untuk menonton televisi, makin rendah tingkat intelegensinya dengan
keberhasilan belajarnya.
g. Orang yang berpendidikan lebih baik,
lebih sedikit dapat dipengaruhi.
Teknologi
pendidikan, dalam hal ini teknologi informasi dapat membantu masalah belajar.
Masalah belajar ada yang bersifat mikro maupun makro. Masalah belajar mikro,
misalnya:
1. sulit mempelajari konsep yang
abstrak.
2. sulit membayangkan peristiwa yang
telah lalu.
3. sulit mengamati sesuatu objek yang
terlalu kecil / besar.
4. sulit memperoleh pengalaman
langsung.
5. sulit memahami pelajaran yang
diceramahkan.
6. sulit untuk memahami konsep yang
rumit.
7. terbatasnya waktu untuk belajar.
Masalah
tersebut dapat diatasi dengan menggunakan system pembelajaran. Misalnya,
masalah pada butir 1 s.d. 4 menggunakan media pembelajaran. Sedangkan masalah
pada butir 5 s.d. 7 mengkombinasikan pesan dengan teknik pembelajaran tertentu,
maksudnya guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus untuk
keperluan itu, misalnya menguasai materi pembelajaran.
Dalam sekala makro, yaitu seluruh system pendidikan,
seperti: 1) Belum cukupnya kesempatan belajar yang merata, sehingga
pemecahannya dengan menciptakan system pembelajaran yang inovatif melalui
pelaksanaan semua fungsi pengembangan dan pengelolaan, misalnya SMP Terbuka,
Kuliah Terbuka. 2) Terbatasnya kualitas pendidikan yang ditandai dengan
rendahnya produktifitas belajar, maksudnya belum sesuainya pendidikan sekolah
dengan dunia sekitar khususnya dunia kerja dan belum sesuai dengan perkembangan
IPTEK.
Referensi:
B. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Miarso, Yusufhadi. 2004.
Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana,
Pastekkom Diknas.
Rochaety, Eti, dkk..
2005. Sistem Informasi Managemen
Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar