Kamis, 01 November 2012

Teknologi vs Belajar? Kawan dengan lawan!


            Potensi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha yang di sengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Pembelajaran tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas belajar, misalnya dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran.
Teknologi informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan. Secara umum perkembangan dalam era informasi menunjukan ciri – ciri, antara lain:
1.      Meningkatnya daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan dan menyajikan informasi.
2.      Kecepatan penyajian informasi yang meningkat.
3.      Miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan kesediaannya yang sangat melimpah.
4.      Keragaman pilihan informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan.
5.      Biaya perolehan informasi yang cepat dalam jarak jauh, yang secara relative semakin turun.
6.      Kemudahan penggunaan produk teknologi informasi, baik yang berupa perangkat keras mauun perangkat lunaknya.
7.      Kemampuan penyampaian informasi yang semakin cepat dan luas, karena itu informasi lebih mudah diperoleh, dengan menembus batas geografis, politis maupun kedaulatan.
Beberapa contoh dalam teknologi informasi yang erat kaitannya dengan penyelesaian masalah pendidikan, antara lain: 1) Teknologi siaran, berupa radio dan televisi, dapat diprogramkan untuk mengatasi masalah penyebaran mutu pendidikan; 2) Komputer, perkembangan perangkat keras komputer berlangsung sangat pesat. Kursus komputer telah pula ikut serta ke seluruh daerah. Pengenalan komputer yang telah ditawarkan pada kebanyakan SMP, SMA SMK dan perguruan tinggi. Terlebih lagi, program atau perangkat lunak komputer berkembang untuk memenuhi berbagai macam keperluan dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dipakai; 3) Teknologi video, perkembangan video sejalan dengan perkembangan komunikasi dan komputer, meskipun orientasi utamanya adalah untuk keperluan hiburan. Dengan adanya komputer memungkinkan program interaktif, karena gambar dan pesan dapat ditampilkan secara acak melalui control komputer.
Dalam satuan pendidikan sekolah hendaknya menggunakan yang dimulai dengan titik pangkal strategis, yaitu guru. Para guru harus diyakinkan terlebih dulu akan kegunaan teknologi itu dan teknologi tidak akan menggantikan kedudukan sebagai guru, melainkan membantu untuk menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, dan prosedur yang ingin diajarkan. Di samping itu, penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan perlu dilaksanakan secara terpadu dan terbuka. Terpadu, maksudnya ada partisipasi semua pihak yang berkepentingan (guru, masyarakat, sekolah, orangtua, siswa). Sedangkan terbuka, maksudnya jelas tanggung jawab partisipan.
Akan tetapi juga harus memperhitungkan infrastruktur, meliputi: kesiapan guru, ketersediaan fasilitas, kemampuan pengelolaan dan kesesuaian dengan kebutuhan perkembangan.  

Potensi teknologi pendidikan dalam pembelajaran, antara lain:
1.      Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan:
a.       Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.
b.      Membantu guru dalam menyajikan informasi.
2.      Memberikan kemungkinan pendidikan yang bersifat individual, dengan jalan:
a.       Mengurangi cara mengajar guru yang kaku dan tradisional.
b.      Memberikan kesempatan anak didik untuk mengembangkan kemampuan dalam teknologi pendidikan dan perolehan pengetahuan melalui media lain.
3.      Memungkinkan belajar lebih akrab, karena dapat mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar sekolah.
4.      Mengembangkan kebiasaan belajar mandiri.
5.      Belajar secara kooperatif dengan tukar – menukar informasi dari berbagai sumber.

B.              Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bila digunakan secara bijak untuk pendidikan. Maksudnya, sesuai dengan standar tertentu, kesesuaian dengan kebutuhan tertentu, kesepadanan dengan karakteristik dan kondisi tertentu, keselarasan dengan tuntutan zaman, ketersedian pada saat yang diperlukan, keterandalan dalam berbagai kondisi, daya tarik yang tinggi, dll..
Menurut Mason R (1994) yang dikutip dari Yusufhadi Miarso (2004: 666), ada 5 alasan mengapa digunakan teknologi komunikasi dan informasi, karena: 1) Potensinya memperluas kesempatan akses pendidikan dan latihan bagi siswa pedesaan yang terpencil tanpa harus mengikuti pendidikan. 2) Potensinya memperluas kesempatan pemerataan dengan cara memperluas manfaat pendidikan yang diraih daerah yang kaya ke daerah yang kurang beruntung. Tetapi penggunaan teknologi informasi akan memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. 3) Teknologi informasi merupakan alternatif penyelenggaraan pendidikan seumur hidup. 4) Memungkinkan terjadinya pertukaran sumber daya langka, misalnya ditemukannya tumbuhan langka/ spesies baru di suatu daerah, sehingga masyarakat dunia tahu, dan dibentuk penelitian mengenai penemuan tersebut. 5) Memperluas kemungkinan untuk belajar secara interaktif dan kolaboratif antar siswa dari jarak jauh.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi, dilakukan dengan memperhatikan, sebagai berikut:
1.      Dinamika global yang membawa tuntutan perubahan dan persaingan yang semakin tajam.
2.      Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan, sehingga penyebaran teknologi informasi tidak merata.
3.      Penyebaran penduduk yang terpusat di Pulau Jawa.
4.      Kemampuan, kelemahan, peluang maupun permasalahan yang melekat pada teknologi itu sendiri.
5.      Terbatasnya jangkauan pendidikan tatap muka yang bersifat formal.
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi, lembaga pendidikan memiliki sejumlah pilihan alternatif dengan berbagai contoh sebagai berikut:
1.      Perpustakaan elektronik
Perpustakaan biasanya merupakan arsip buku – buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Maksudnya, informasi yang ada diperpustakaan dapat dengan mudah diakses melalui internet. Untuk itu, perlu dilengkapi sarana yang memadai untuk akses ke internet, meliputi media penyimpanan, sarana untuk mencetak bagian – bagian yang diperluak.
2.      Ensiklopedia
Ensiklopedia tidak hanya berisitulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, bahkan gerakan. Data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedia elektronik dapat diperbaharui / dimutakhirkan setiap saat.
3.      Video teleconference
Memungkinkan bagi mahasiswa diseluruh dunia saling berkenalan dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Diharapkan dengan demikian, dapat melihat bangsa – bangsa di dunia dan saling mengenal satu dengan lainnya.
Video teleconverence dalam kalangan pendidikan dapat merupakan sarana untuk diskusi, simulasi dan dapat dapat digunakan untuk bertukar informasi mengenai suatu permasalahan.
4.      Televisi
Medium televisi secara umum mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi hiburan, informasi dan pendidikan. Oleh karena itu, dalam system televisi pendidikan acara hiburan maupun informasi seharusnya mengandung misi edukatif. Sesuai dengan konsep pendidikan, maka misi edukatif ini perlu dijabarkan lebih lanjut dengan pedoman sebagai berikut:
a.       program siaran harus diusahakan sesuai dengan kebutuhan para khalayak yang dituju.
b.      Isi siaran harus diusahakan sesuai dengan nilai – nilai budaya yang diterima oleh masyarakat Indonesia.
c.       Program siaran harus diusahakan untuk berkaitan dengan kegiatan yang ada adi masyarakat , misalnya serasi dengan pola tindak yang ada dimsyarakat.
d.      Tiap mata acara di usahakan untuk dikembangkan dalam bentuk paket yang berkesinambungan.
e.       Tiap program harus dibuat dengan arah dan tujuan tertentu.
Namun berkaitan dengan televisi terdapat dampak yang diberikan (National Institude of Public Health (1972) yang dikutip dari Yusufhadi Miarso (2004), antara lain :
a.       Isi program televisi untuk anak ternyata banyak mengandung kekerasan yang dibuat secara tidak wajar.
b.      Anak anak cenderung untuk bertingkah laku agresif setelah menyaksikan adegan yang menunjukan kekerasan.
c.       Anak anak pada kelas 3 yang tidak banyak bergaul, semakin banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi dengan bertambahnya usia mereka.
d.      Akibat kekerasan yang ditonton di televisi bersifat kumulatif, maksudnya semakin keras suatu perbuatan yang dilihat ditelevisi makin agresif perilaku anak di kelas 3 hingga 10 tahun kemudian.
e.       Makin banyak adegan kekerasan yang dilihat anak anak, makin banyak waktu yang digunakan untuk menonton televisi.
f.       Makin banyak waktu yang digunakan untuk menonton televisi, makin rendah tingkat intelegensinya dengan keberhasilan belajarnya.
g.      Orang yang berpendidikan lebih baik, lebih sedikit dapat dipengaruhi.

Teknologi pendidikan, dalam hal ini teknologi informasi dapat membantu masalah belajar. Masalah belajar ada yang bersifat mikro maupun makro. Masalah belajar mikro, misalnya:
1.      sulit mempelajari konsep yang abstrak.
2.      sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu.
3.      sulit mengamati sesuatu objek yang terlalu kecil / besar.
4.      sulit memperoleh pengalaman langsung.
5.      sulit memahami pelajaran yang diceramahkan.
6.      sulit untuk memahami konsep yang rumit.
7.      terbatasnya waktu untuk belajar.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan system pembelajaran. Misalnya, masalah pada butir 1 s.d. 4 menggunakan media pembelajaran. Sedangkan masalah pada butir 5 s.d. 7 mengkombinasikan pesan dengan teknik pembelajaran tertentu, maksudnya guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus untuk keperluan itu, misalnya menguasai materi pembelajaran.
            Dalam sekala makro, yaitu seluruh system pendidikan, seperti: 1) Belum cukupnya kesempatan belajar yang merata, sehingga pemecahannya dengan menciptakan system pembelajaran yang inovatif melalui pelaksanaan semua fungsi pengembangan dan pengelolaan, misalnya SMP Terbuka, Kuliah Terbuka. 2) Terbatasnya kualitas pendidikan yang ditandai dengan rendahnya produktifitas belajar, maksudnya belum sesuainya pendidikan sekolah dengan dunia sekitar khususnya dunia kerja dan belum sesuai dengan perkembangan IPTEK.

Referensi:
B. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana, Pastekkom Diknas.
Rochaety, Eti, dkk.. 2005. Sistem Informasi Managemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar