Finger print (absen sidik jari) yang baru-baru ini digunakan oleh lembaga kedinasan, tentunya harus diapresiasi dengan bijaksana. Hal ini, mengingat bahwa tidak sedikit anggota PNS, baik di pemkot/ kabupaten dan instansi pendidikan bahkan bidang kesehatan, yang dengan bebas melenggang tanpa pengawasan, contoh kasarnya membolos saat jam tugas! Sudah semestinya, mereka (PNS) mengayomi, membimbing dan memberi contoh kepada masyarakat tentang arti kedisiplinan, terutama dalam ranah waktu. Sehingga administrasi mengenai sistem birokrasi dapat berjalan secara lancar.
Bayangkan saja, ketika anda melihat tayangan berita ditelevisi mengenai kedisiplinan kehadiran rapat para anggota DPR, ternyata masih banyak yang mangkir, pastilah kita akan sangat geram melihatnya. Padalah mereka digaji oleh negara dan kontribusinya kepada kebijakan akan berpengaruh langsung terhadap rakyat. Oleh karena itu, absen sidik jari juga harus dilaksanakan di kantor pemerintahan lainnya. Prosesnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja dan profesionalitas aparatur negara.
Peraturan sistem absensi dengan finger print juga berdampak pada gaji PNS, perhitungannya ketika datang terlambat atau pulang lebih awal maka dianggap tidak bertugas atau mangkir dari tanggung jawabnya. Sehingga, gaji pada hari tersebut hilang 1%.
Di Indonesia, penggunaan finger print (absensi sidik jari) di instansi pemerintah tergolong terlambat, pasalnya di kantor-kantor swasta atau perusahaan swasta telah memberlakukan sistem sidik jari sejak tahun 2010 lalu. Akan tetapi, keterlambatan ini, jangan dilarutkan terus menerus dalam masalah. Sekarang waktunya untuk menjadi lebih baik, yang disiplin dialah yang terbaik. Untuk itu, bagi PNS jangan "nggresula" karena komitmen sejak diangkan menjadi PNS harus menjunjung tinggi kredibilitas dan konsistensi.
Diawal tahun 2013 ini, sistem absensi Finger Print telah diberkalukan serentak di Jepara, diharapkan bagi pemkab Jepara dapat mengawasi/ memonitoring pelaksanaanya. Jadi tidak bangkit kemudian tenggelam lagi. Kuncinya mau atau tidak!
Semoga pemanfaatan finger print nantinya dapat digunakan di sekolah-sekolah untuk mengetahui bakat dan minat siswa atau di rumah sakit untuk meramal penyakit yang diderita seseorang ditahun mendatang. Sebagai anggota masyarakat kita juga harus tumbuh untuk memajukan bangsa ini dengan kata disiplin bertugas!
Saran saya, finger print juga diberlakukan di kalangan mahasiswa dan siswa sekolah, dengan begitu mahasiswa ataupun siswa akan ketahuan yang membolos tanpa ada kegiatan guru atau dosen repot-repot mengabsen satu demi satu. Lebih efektif bukan??
itulah sebabnya fenomena diawal tahun 2013 ini dimaknai dengan semangat kerja!
Bayangkan saja, ketika anda melihat tayangan berita ditelevisi mengenai kedisiplinan kehadiran rapat para anggota DPR, ternyata masih banyak yang mangkir, pastilah kita akan sangat geram melihatnya. Padalah mereka digaji oleh negara dan kontribusinya kepada kebijakan akan berpengaruh langsung terhadap rakyat. Oleh karena itu, absen sidik jari juga harus dilaksanakan di kantor pemerintahan lainnya. Prosesnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja dan profesionalitas aparatur negara.
Peraturan sistem absensi dengan finger print juga berdampak pada gaji PNS, perhitungannya ketika datang terlambat atau pulang lebih awal maka dianggap tidak bertugas atau mangkir dari tanggung jawabnya. Sehingga, gaji pada hari tersebut hilang 1%.
Di Indonesia, penggunaan finger print (absensi sidik jari) di instansi pemerintah tergolong terlambat, pasalnya di kantor-kantor swasta atau perusahaan swasta telah memberlakukan sistem sidik jari sejak tahun 2010 lalu. Akan tetapi, keterlambatan ini, jangan dilarutkan terus menerus dalam masalah. Sekarang waktunya untuk menjadi lebih baik, yang disiplin dialah yang terbaik. Untuk itu, bagi PNS jangan "nggresula" karena komitmen sejak diangkan menjadi PNS harus menjunjung tinggi kredibilitas dan konsistensi.
Diawal tahun 2013 ini, sistem absensi Finger Print telah diberkalukan serentak di Jepara, diharapkan bagi pemkab Jepara dapat mengawasi/ memonitoring pelaksanaanya. Jadi tidak bangkit kemudian tenggelam lagi. Kuncinya mau atau tidak!
Semoga pemanfaatan finger print nantinya dapat digunakan di sekolah-sekolah untuk mengetahui bakat dan minat siswa atau di rumah sakit untuk meramal penyakit yang diderita seseorang ditahun mendatang. Sebagai anggota masyarakat kita juga harus tumbuh untuk memajukan bangsa ini dengan kata disiplin bertugas!
Saran saya, finger print juga diberlakukan di kalangan mahasiswa dan siswa sekolah, dengan begitu mahasiswa ataupun siswa akan ketahuan yang membolos tanpa ada kegiatan guru atau dosen repot-repot mengabsen satu demi satu. Lebih efektif bukan??
itulah sebabnya fenomena diawal tahun 2013 ini dimaknai dengan semangat kerja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar