Memejamkan mata sejenak
Melihat gelap dan berusaha menemukan sebuah titik
Titik yang kecil kemudian membesar
Terfokus dalam serpihan hingga menemukan ketenangan
Hening Hening dan hening
Tak khayal seberkas malam muncul
Muncul dari kata pembesar
Yakni Allah SWT
Diam kemudian semakin sunyi
Tanpa kendali
Kendali untuk memeluk erat sang malam bersama
Sang Khalik
Gelap walaupun siang
Tenang,
Tenang membawamu berada dipuncak
pasif, bukan berarti pasif tanpa melakukan apa-apa. Pasif itu dalam artian yang
lebih luas lagi. Pasif untuk tetap fokus. Pasif untuk diam tetapi otak yang
aktif, aktif merancang strategi, metode, berbicara, bertindak, mendengar,
melihat, dan peka. Itulah makna tenang sama dengan pasif yang sesungguhnya.
Tenang membutuhkan pembelajaran
lho. Kenapa? Karena ketenangan tidak serta merta turut disaat kita tak
menginginkannya, setuju kan? Sekedar pengalaman sederhana aja nih, paling sebel
kalau tiba-tiba atasan memberi perintah untuk membuat bahan rapat secara
tiba-tiba, kita yang lagi asik mengerjakan yang lain bakal kelimpungan karena tugas
yang pertama belum selesai sudah menanti tugas yang kedua. Hadeh...
Contoh lainnya nih, ketika
hampir memasuki waktu dzuhur, pemutaran film di bioskop akan segera dimulai 15
menit sesudah adzan. Uda pasti milih cepet-cepet berwudhu terus secepat kilat
sholat, berkomat kamit membaca ayat-ayat sampai salam, tanpa dikomando otomatis
langsung lipat mukena. Hehehe... astagfirullahaladziim. Karena ga munafik lhoh,
ketika aku masih jahiliyah juga begitu, tapi alhamdulillah sadar diri J
Nah, cobalah untuk tetap tenang,
okelah tenang itu proses. Tenang menumbuhkan kebeningan jiwa dan hati, dan
mengontrol raga. Secara tidak langsung didorong untuk tetap fokus. Kerjakan
satu persatu, santai, teliti dan jangan lupa mengucapkan basmalah kemudian
beristigfar minimal tiga kali. Jiwa yang tenang lebih disukai Allah SWT karena
disitulah rasa keakuan tidak ada lagi, keakuan yang ditimbulkan dapat
menyebabkan panik, tergesa-gesa dan pribadi yang cepat marah. Mengheningkan
cipta, dirasa perlu tak hanya dilakukan saat upacara aja lhoh. Tapi bisa
dilakukan saat hati sedang gundah.
Ketenangan jiwa didapatkan
ketika sholat tahajud, memohon kepada Allah SWT ampunan, membuka kembali apa
yang telah diperbuat sehari sebelumnya untuk berintrospeksi diri. Rajin-rajinlah
berdzikir, insyaAllah bening di hati. Wajah bercahaya, hidup terasa nyaman dan
tentram. Kalaupun ada masalah, cari tahu kenapa masalah itu timbul, bagaimana
menyelesaikan masalah itu, bukan sebaliknya menyalahkan orang lain atas
masalahmu atau malah menyalahkan Allah SWT, naudzubillahimindzalik.
Orang hidup pasti punya masalah, mencoba memahami diri sendiri dan orang lain
terlebih Allah SWT. Memintalah kepadaNya agar diberi ketenangan, sehingga dapat
menyelesaikan semua persoalan dengan tepat, cepat dan selamat.
Allah tentu tidak buta dan tidak
tuli, karena Dia Maha Penolong, Maha Melihat, dan Maha Mendengar. Betul bukan?
Allah tidak menyukai
ketergesa-gesaan, karena Dia menciptakan dunia seisinyapun tanpa tergesa-gesa,
semua dipikir secara seksama dan teliti. Karena Allah itu Maha Sempurna.
Seharusnya kita bercermin, misalnya dalam melakukan sholat, tenanglah jangan
memikirkan urusan duniawi, kejarlah akhirat, hati-hati karena kita diuji dalam
sholat belum bisa menghadirkan Allah SWT disetiap sujudnya. Begitupun dalam
bekerja, bekerja membutuhkan ketelitian, ketentraman, jika tergesa-gesa
hasilnya pun belum tentu baik, padahal yang sudah teliti saja masih saja salah
apalagi yang serampangan.
Jaman sekarang orang ingin
instan untuk mendapatkan ketenangan, seperti mengkonsumsi obat-obatan terlarang/
narkoba, padahal perbuatan itu harus dibayar mahal nantinya. Tidak manfaat yang
didapat malah menjadi pesakitan di dunia dan akhirat. Hidup ini tidak kekal,
semua semu. Apa yang didapat dari ketenangan, ingatlah mati, karena diliang
lahat sudah pasti gelap dan tenang, karena sendiri.
“Orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’du [13]: 28)
“Orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. Itulah diantara dzikir
yang akan mendatangkan ketenangan hati yang hakiki dan permanen (Al Imran [3]:
191)
Nah lhoh, ternyata tenang itu
perlu yach kawan? Mari belajar bersama-sama, mulailah dengan diri sendiri,
berdzikir disaat waktu luang, ingatlah Allah. Sebagai orang yang sibuk bekerja,
berdagang atau, sholat, wajib tenang. Tenanglah untuk dapat berpikir jernih,
tenang dapat melatih kesabaran, tidak ada batasan untuk bersabar. Sikap sabar
dan ikhlas adalah dua komponen yang saling berkaitan/ tidak bisa dipisahkan.
Duduk, tarik napas panjang hembuskan, ucapkan basmalah dan beristigfar. J
Special for u:
1.
Untuk Allah SWT yang selalu membimbingku
2.
Untuk diriku sendiri yang sedang belajar
ketenangan
3.
Untuk pekerjaanku yang mebutuhkan konsentrasi
dan ketelitian
4.
Untuk orang yang ikhlas membaca blog ku
5.
Untuk jiwa yang tenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar