Pertama,
percaya bahwa Allah SWT itu Maha Baik. Dia ga pernah telat ngasih apapun,
pokoknya semuanya on time dan sesuai porsinya.
Pernah suatu ketika, mendengar satu
ayat :
Q.S
Al Anbiya : 89
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan
aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris yang paling baik.”
Memahami makna ayat tersebut, demi
Allah bergetar hati, tanda bahwa Allah SWT sudah memikirkan bahwa manusia
sejatinya makhluk sosial yang ga bisa hidup sendiri tanpa ada kasih sayang dari
orang lain. Allah SWT sendiri telah menjamin semuanya, termasuk urusan jodoh, rejeki,
dan mati. Jadi, jangan pernah menilai bahwa jodoh itu ada karena kita mencari
sendiri, jangan pernah menilai rejeki itu hanya uang, jangan pernah menilai
bahwa yang tua akan mati terlebih dahulu.
Perihal Jodoh
Saya akan memberika suatu cerita
untuk memudahkan bahwa semua yang tidak mungkin menjadi mungkin karena Allah
SWT.
Ada suatu kisah nyata ketika, seorang
perempuan mengamalkan Q.S Al-Anbiya : 89 tersebut, memohon doa agar diberikan
jodoh disaat yang tepat karena menunggu 29 tahun menanti datangnya suatu
pernikahan. Berbagai sindiran, ejekan, pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan
sampai dia alami. Kemudian, disuatu waktu secara tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang tak dikenal dan usianya terpaut 4 tahun lebih muda dari perempuan tersebut
dan mengajak berkenalan, lalu laki-laki tersebut meminta keseriusan perempuan
dan si perempuan menjawab “Saya sudah punya jawabannya, kalau mau pastinya
datang dan temui orang tua saya”.
Mendengar perkataan tersebut, terkesima
dan campur aduklah hati laki-laki itu dengan keseriusannya. Kemudian, akhirnya datang
memohon restu dari orang tua si perempuan tadi. Ternyata, laki-laki tersebut
memang sejak dulu diminta orang tuanya untuk lebih mengenal si perempuan tadi,
dengan pertimbangan bahwa ini merupakan kata hati orang tua, sehingga tidak
bisa dinalar dengan akal sehat, ibarat seperti ada keyakinan tapi tidak ada
alasan, ditambah orang tua si laki-laki hanya melihat melalui foto, hal ini
menambah rasa tidak masuk akal bukan? Dan Laki-laki tersebut memang sudah lama
memendam keinginan untuk mengenal dan telah memendam rasa terhadap perempuan
tadi sejak tahun 2015 , padahal pada saat itu, si laki-laki tersebut sudah
memiliki kekasih.
Sehingga betapa kagetnya orang tua dari
laki-laki itu diminta datang ke rumah orang tua si perempuan dan ternyata orang
tua si perempuan merupakan teman akrab dari orang tua laki-laki tersebut, lalu untuk
selanjutnya pernikahan pun digelar. Seakan dunia ini begitu sempit bukan? Dan Allah
SWT Maha membolak balikkan hati.
Kadang restu orang tua yang dianggap
remeh adalah sebuah kunci jawaban dari Allah SWT atas segala keraguan yang ada.
Bukan jodoh karena sebab orang tua, tetapi orang tua adalah wali kita didunia
yang doa-doanya merupakan kebaikan untuk anak-anaknya.
Setelah kejadian tersebut, masih ada
cobaan datang. Kekasih laki-laki tersebut merasa terzalimi Bahwa perempuan itu telah merebut laki-laki itu darinya.
Pernahkan mendengar perkataan anak ABG tentang “pacarku direbut orang”. Nah
kisahnya hampir sama seperti itu. Bukankah pernikahan adalah ibadah yang tepat
dibanding pacaran? Bukankan menebar dan menerima janji-janji yang tak pasti akan
terasa menyakitkan jika belum adanya pernikahan tapi sudah meyakini bahwa dia
adalah jodoh kita? Sehingga sampai dikenal dengan istilah susah move on.
Allah SWT menjodohkan laki-laki dan
perempuan tidak melulu soal kemiripan wajahnya, tetapi lebih menekankan tentang
sifatnya, kepribadiannya dan cara berpikir yang sesuai satu sama lain, bahkan
tidak menutup kemungkinan saling menutupi kekurangan dari pasangan agar
kehidupan rumah tangga berjalan seimbang. Sehingga, perihal jodoh memang tidak
disangka-sangka, Allah yang menentukan jalan kemana arahnya menggiring
manusia-manusia menemukan satu sama lain layaknya Nabi Adam, A.S dan Siti Hawa.
Tetaplah berprasangka baik kepada Allah
SWT, menggali potensi diri dengan kebaikan, aktifitas yang bermanfaat, dan
ridho dengan ketetapanNya.
Allah SWT telah menetapkan jalan setiap
orang, jika berubah menuju kebaikan maka Allah SWT tanamkan kebaikan dan
kemanfaatan dihidup kita. Cobalah untuk memohon dengan sangat kepada Allah,
selayaknya anak kecil yang meminta dengan sungguh-sungguh. Allah SWT pun pasti
tak sampai hati melihat umatnya menderita bukan? Karena Allah SWT Maha
Bijaksana.
Perihal Keturunan / Waris
Memperoleh anak merupakan salah satu
rejeki dari Allah SWT. Itu tandanya sebagai orang tua telah mampu bertanggung
jawab memikul amanah yang telah di berikan Allah SWT. Pernahkah mendengar kata-kata
“Pejuang Buah Hati”?
Ya... adakalanya suatu pernikahan
akan lengkap jika memperoleh keturunan putra/ putri sholeh dan sholehah. Namun
bagaimana jika Allah SWT belum memberikan rejeki tersebut? Padahal berbagai
macam upaya yang dilakukan, dari program hamil bayi tabung, inseminasi ke rahim
ibu, atau dari makanan yang ibu/ bapak konsumsi.
Jika Allah SWT belum memberikan
rejeki itu, maka wajiblah suami dan istri tetap saling mencintai 100%. Karena kasih
sayang itulah timbul rasa saling menguatkan satu sama lain. Bukankan pernikahan
didasarkan niatan agama dan ibadah? Maka segala kekurangan dan kelebihan
pasangan saling melengkapi, tanpa ada menyalahkan satu sama lain. Ikhtiar boleh
berbeda-beda, namun Allah SWT tau mana yang terbaik dan tepat memberikan apa
yang kita butuhkan.
Ada suatu cerita kisah nyata dari
teman, mereka sepasang suami istri telah menikah selama 6 tahun dan belum
dikaruniai seorang anak, berbagai pemeriksaan medis telah dilakukan dari dokter
A ke dokter Z dan hasilnya memang semua normal. Suami dan istri memang sedang
menjalani kehidupan Long Distance Mariage (LDM) , dengan kepasrahan yang ada
dan tekanan dari pihak keluarga serta teman-teman dan akhirnya pada suatu
ketika puasa tahun 2018 lalu, dengan usaha doa dan melaksanakan sedekah secara
terus menerus, setelah hari raya Idul Fitri sang istri dinyatakan mengandung
oleh dokter melalui pemeriksaan medis, dan disaat itu pulalah sang istri
memperoleh rejeki ganda dengan memperoleh Surat keputusan Mutasi agar lebih
dekat dengan suaminya. Allah SWT Maha baik bukan, memberikan disaat yang tepat!
Yang tidak mereka sangka-sangka.
Allah SWT hanya meminta pasrah
terhadap setiap usaha yang telah dilakukan. Inilah cara Allah SWT menguji
setiap kesabaran. Bahkan ada pula yang lebih dari 15 tahun pernikahan belum
memiliki keturunan. Tetaplah saling mencintai pasangan masing-masing. Allah SWT
tidak akan membiarkan umatnya sedih, Allah SWT telah mempertimbangkan sebelum
kita ada.
Maka tetaplah meyakini bahwa Allah
SWT memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Seperti
kisah nabi Zakariya A.S yang memohon kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh
dan memang Nabi Zakariya A.S tidak pernah menunda-nunda apa yang mennjadi
perintah Allah SWT. Semoga sebagaim manusia selalu menanamkan kesabaran agar
dapat belajar nikmat yang diberikan dalam kehidupan.