Kamis, 20 September 2012

Sekolahku untukmu, Manusia! Ayo kenali siapa aku?

   SEKOLAHKU YA...BUAT MANUSIA!!        
          Ini merupakan buah dari pemikiran yang saya kemukakan setelah membaca buku yang berjudul Sekolahnya Manusia karya penulis besar pemerhati dan aktivis pendidikan.Buku ini menonjolkan sisi Multiple Intelligences yang berupaya mendeteksi gaya belajar, mengenali dan melejitkan kecerdasan tiap anak, memudahkan pembelajaran, mengubah siswa "bermasalah" menjadi berpotensi, memperkaya orangtua dan penggiat pendidikan.
           Sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Dalam hal ini, tentunya kualitas suatu proses pembelajaran bergantung pada kualitas para guru yang bekerja di sekolah tersebut, sehingga guru menjadi pusatnya (bukan berarti sebagai pusat ilmu). Apabila kualitas guru di sekolah tersebut baik, mereka akan berperan sebagai "agen pengubah" siswanya.
           Suatu sekolah yang mana bapak-ibu gurunya dapat/ mampu menjamin semua siswa untuk dibimbing ke arah perubahan yang lebih baik, baik ranah kualitas akademis maupun moral yang mereka miliki, sehingga tidak ada hujatan bahwa siswa itu bodoh atau siswa yang ini nakal.

Kesimpulannya adalah, sekolah harus bisa memanusiakan manusia. Karena, yang dihadapi adalah makhluk yang berakal dan berperasaan, laksana kertas putih yang siap ditulisi dengan berbagai hal (positif atau negatif) dengan menghargai setiap potensi semua siswa baik berupa bakat atau minat.
         Bakat merupakan kemampuan yang ada sejak lahir, bakat dapat dikembangkan sesuai dengan psikis maupun fisik anak, mereka membutuhkan dukungan, media, sarana dan prasarana. Sedangkan minat merupakan keinginan tanpa paksaan yang dapat meningkatkan kualitas atau potensi seseorang, sehingga memiliki kemampuan yang dikehendaki.
            Anak-anak memiliki keccerdasan yang berbeda-beda, anak-anak bukanlah robot, yang setiap pelajaran harus duduk manis diam tanpa kata, yang diam maka dialah yang pintar, yang selalu memiliki nilai 80-100 dialah yang pintar sekelas atau sesekolahan. Kecerdasan tidak dibatasi tes formal dengan tes IQ yang dibuat oleh Alfred Binet. Pengelompokan hasil tes IQ merupakan kelompok angka-angka yang statis, di mana usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis lalu dilakikan dengan 100, atau dirumuskan dengan:
               IQ = MA / CA x 100

MA adalah Mental Age dan CA adalah Chronological Age.
             Kecerdasan itu multidimensi, dapat berupa kecerdasan verbal atau logika. Multiple berarti banyak/ jamak. Menurut Dr. Howard Gardener ada delapan (8) kecerdasan, antara lain:
1. Kecerdasan Linguistik
    Dengan kepekaan inti pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata atau bahasa. Hal ini tentunya berhubungan 
    erat dengan aspek membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, berdebat.
2. Kecerdasan Matematis-Logis
    Dengan komponen kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah
    alur pemikiran yang panjang. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan 
    berpikir logis, memecahkan masalah.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
    Kecerdasan ini peka terhadap merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat. 
    Berhubungan erat dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, atau mendesain.
4. Kecerdasan Musikal
    Komponen inti pada kecerdasan ini adalah kepekaan dan kemampuan terhadap memciptakan atau 
    mengapresiasikan irama, pola titi nada dan warna nada serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi
    musikal. Kaitannya dengan kemampuan mencipta lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat 
    musik.
 
5. Kecerdasan Kinestetik
    Yaitu kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respon dan refleks. Hal ini
     berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6. Kecerdasan Interpresonal
    Kepekaan untuk mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan
    orang lain. kecerdasan ini erat dengan kemampuan bergaul, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi,
    negoisasi, bekerja sama, mempunyai empati yang tinggi.
7. Kecerdasan Intrapersonal
    Yakni memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan
     dan kelemahan diri. Ini berkaitan dengan kemampuan mengenal diri sendiri secara mendalam,
     kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai dan tujuan hidup.
8. Kecerdasan Naturalis
    Komponen intinya adalah membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan
    memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non-formal yang berhubungan
   dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, dan identifikasi.
            Jadi, Siapapun yang merasa menjadi guru, mari gali potensi anda dan kembangkan kemampuan siswamu. Kenali, lakukan dan koreksi, apakah diri anda layak disebut guru? :)
SALAM SEMANGAT UNTUK GURU INDONESIA.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar